Jumat, 05 April 2013

Perguruan Tinggi Swasta: "sebuah pendekatan"


Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap masyarakat modern. Tidak hanya untuk mendukung karier atau jabatan, namun pendidikan juga memiliki peran penting sebagai bagian dari pembangunan ekonomi suatu negara.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seiring perkembangan waktu, dunia pendidikan diwarnai dengan munculnya perguruan tinggi baru yang menjadikan setiap perguruan tinggi selalu berupaya untuk mempertahankan diri dari persaingan yang semakin ketat. Latar belakang yang melandasi fenomena ini yaitu adanya kebutuhan jasa pendidikan tinggi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan kapasitas jasa pendidikan tinggi yang diselenggarakan pemerintah tidak lagi mampu menampung seluruh calon peserta didik. Sedangkan peraturan mengenai pendirian perguruan tinggi ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 57 tahun 1998, yang sebelumnya termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990. Era globalisasi menjadikan dunia pendidikan semakin borderless, persaingan untuk mendapatkan mahasiswa dan menjaga sistem penjaminan mutu dirasakan semakin berat. Persaingan bebas ini mengakibatkan peran pendidikan telah bergeser dari hakikat proses mentransfer ilmu (transfer knowledge process) menjadi sebuah model bisnis baru yang dikelola oleh pimpinan organisasi atau lembaga pendidikan.
Persaingan digambarkan sebagai suatu siklus perusahaan yang ditentukan oleh empat komponen persaingan (4C) yaitu company, customers, competitor, dan change (Kotler, 2003). Bagi penyedia jasa pendidikan tinggi swasta, pelanggan yang langsung menikmati jasa yang ditawarkannya adalah mahasiswa, pesaing adalah penyedia jasa pendidikan sejenis pada jenjang yang sama, dan perubahan meliputi segala bentuk perubahan sebagai inisiatif internal maupun tekanan eksternal, baik yang bersifat akademik maupun non-akademik.
Perguruan tinggi swasta sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi kepemilikan yayasan turut serta memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan tinggi bertujuan untuk membentuk serta mencetak sarjana-sarjana yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai modal untuk menjadi pelaku pembangunan di masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan, sebuah perguruan tinggi swasta memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran pencapaian tujuan. Suatu keberhasilan pencapaian tujuan memerlukan perumusan strategi yang matang dan implementasi strategi yang tepat. Dengan persaingan yang semakin ketat di dunia pendidikan, perguruan tinggi swasta harus memiliki keunggulan bersaing dengan kompetitornya.
Perguruan tinggi swasta (PTS) harus mampu menerapkan sudut pemikiran baru yang mengandung unsur fleksibilitas, kecepatan, inovasi, dan integrasi. Fleksibilitas, kecepatan, inovasi dan integrasi sangat memerlukan sumber daya manusia yang penuh dengan kreativitas. Kreativitas dapat muncul dari sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, PTS diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan lulusan terbaik, tetapi juga mampu mengembangkan dua hal yang terkandung dalam Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu meneliti dengan hasil riset yang berkualitas tinggi dan mengembangkan teknologi guna pengabdian kepada masyarakat.
Data yang diperoleh dari Ditjen Dikti Depdiknas menyebutkan jumlah Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup pesat khususnya pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Peningkatan jumlah perguruan tinggi di Indonesia menyebabkan persaingan semakin ketat. Menurut data Kopertis wilayah VI, khusus untuk wilayah Jawa Tengah sampai dengan akhir tahun 2007 saja terdapat 243 perguruan tinggi, dengan komposisi 6 PTN dan 237 PTS (terdiri atas 108 akademi, 19 politeknik, 74 sekolah tinggi, 2 institut, dan 34 universitas).


Lingkungan bisnis (business environment), dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan lingkungan internal (Wheelen dan Hunger, 2000). Pearce dan Robinson (2000) membedakan lingkungan bisnis atas lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasional. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan internal terdiri dari struktur (structure), budaya (culture), sumber daya (resources) (Wheelen dan Hunger, 2000). Lingkungan makro berpengaruh terhadap organisasi terdiri dari kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, serta kekuatan sosial dan budaya (Wheelen dan Hunger, 2000).
Dengan pengembangan program studi dan peningkatan mutu akademik, dapat menjadi alternatif strategi bagi perguruan tinggi swasta guna memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustained competitive advantage).
Kemampuan PTS untuk menangkap setiap gejala dari perubahan lingkungan akan menjadi faktor penentu kesuksesan bagi PTS dengan manajemen pendidikan tinggi yang dijalankan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Dill (1999) yang menyimpulkan bahwa institusi perguruan tinggi harus melakukan adaptasi tertentu pada struktur dan prosesnya dalam usaha memperbaiki efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam lingkungan yang terus berubah.
Menurut Porter (1997), sebuah keunggulan kompetitif yang sustainable tidak dapat diperoleh hanya melalui efektivitas operasional. Keunggulan kompetitif juga dapat diperoleh dari suatu inovasi manajemen. Namun demikian, sebagian besar inovasi manajemen masih berkaitan dengan efektivitas operasional antara lain total quality management, just–in-time, benchmarking, business process reengineering, dan outsourcing. Melalui inovasi manajemen tersebut, perusahaan dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya, namun tidak dapat menjamin keunggulan bersaing yang sustainable karena pesaing pada akhirnya akan dapat melakukan hal yang sama.